haridunia.com – Babinsa Koramil 03/Tempuling, Serda Suirwansah, kembali menunjukkan komitmennya terhadap ketahanan pangan lokal lewat sebuah kegiatan Komunikasi Sosial (Komsos) intensif dengan petani di Desa Karya Tani, Kecamatan Kempas. Aksi ini bukan hanya mempererat ikatan, tapi juga menggerakkan semangat petani untuk memaksimalkan potensi sawah agar masa depan pertanian makin cerah.
Komsos Serda Suirwansah: Landasan Sinergi Babinsa dan Petani
Serda Suirwansah memulai komsosnya dengan duduk bersama petani sambil meninjau langsung lahan persawahannya. Ia mendengarkan aspirasi terkait irigasi, pupuk, hingga kendala cuaca. Langkah ini bukan formalitas, melainkan upaya nyata membangun kepercayaan masyarakat.
Kehadiran Babinsa untuk mendampingi petani aktif menciptakan dialog. Setiap keluhan soal hama, modal, atau distribusi langsung didengar. Dari sini, indikator keberhasilan komsos muncul kala petani merasa didukung oleh aparat.
Serda Suirwansah juga mencatat kendala teknis seperti drainase tak optimal dan buru panen yang terburu. Ia merekomendasikan solusi cepat seperti gotong royong perbaikan saluran dan menjaga kebersihan lahan.
Dampak Komsos terhadap Produktivitas Sawah
Dari hasil ubinan dan panen awal, capaian lahan di Karya Tani terlihat menggembirakan. Petani melaporkan hasil rata-rata 6,5 ons per ubin (tanam jarak 80×100 cm) dan 4 ons (jarak 40×100 cm), tanda bahwa produktivitas sawah meningkat signifikan.
Pendampingan Babinsa hingga ke fase panen turut membangun disiplin warga. Mereka belajar rutin mengontrol masa tanam, pengairan, serta teknik budidaya padi modern. Hasilnya bukan hanya sawah subur, tapi petani mandiri dalam teknis pertanian.
Suirwansah berharap inisiasi ini menumbuhkan semangat swasembada pangan di skala desa. Petani makin optimis dengan masa depan yang lebih cerah, menciptakan benih ekonomi lokal yang mandiri dan berkelanjutan.
Model Komsos Babinsa: Kunci Keberhasilan Pertanian Desa
1. Dialog Terbuka dan Empati
Babinsa selalu turun langsung ke sawah, bukan hanya saat acara. Hadir di tengah petani membangun empati dan kepercayaan. Aspirasi kecil pun dihargai.
2. Pendampingan Teknis
Sambil bersosialisasi, Suirwansah memberi pelatihan langsung: memilih bibit unggul, pengaturan jarak tanam, sistem pergiliran lahan, hingga pencegahan hama tanpa bahan kimia berlebihan.
3. Kolaborasi Instansi
Aspirasi petani disampaikan koramil ke Dinas Pertanian dan penyuluh. Jika masalah irigasi muncul, Babinsa cepat koordinasi ke Pemkab atau Dinas.
4. Kegiatan Berkelanjutan
Komsos bukan proyek sekali, tetapi dialog berkala. Dari pengolahan, tanam, hingga panen, Babinsa hadir untuk memantau dan memberikan masukan teknis.
Tantangan dan Solusi Lapangan
Petani Desa Karya Tani masih hadapi beberapa tantangan: fluktuasi curah hujan, hama, sampai modal terbatas. Namun lewat komsos, mereka mendapat akses informasi seputar:
-
Skema kredit mikro pertanian dari bank desa atau koperasi tani.
-
Pelatihan tanaman padi unggul lewat penyuluh dan demo plot.
-
Kelompok tani terorganisasi: gotong royong membentuk jaringan panen dan distribusi.
-
Teknologi sederhana: mekanisasi ringan untuk tingkatkan efisiensi panen, terjamin lewat dukungan Koramil.
Dengan data produksi yang positif, desa kini mengincar permintaan dari pasar lokal dan koperasi, makin terbuka peluang pendapatan petaninya.
Masa Depan Pertanian Desa Karya Tani
Rangkaian kegiatan dari komunikasi sosial hingga tindakan nyata membentuk fondasi kuat:
-
Komunitas tani mandiri, didukung Babinsa & petugas desa.
-
Stok pangan lokal makin maju dan stabil.
-
Generasi muda desa mulai tertarik pulang kampung dan berkarya lewat pertanian modern.
-
Replikasi kebijakan ini ke desa lain di Riau, sebagai model sinergi TNI-rakyat.
Strategi ini sejajar dengan visi nasional swasembada pangan, menjadikan desa sebagai motor ekonomi pertanian daerah.
Pendekatan Babinsa Serda Suirwansah lewat komunikasi sosial langsung memberi dampak nyata: sawah subur, produktivitas meningkat, dan kepercayaan petani tumbuh. Komsos bukan dokumen kosong, melainkan cara membangun desa tangguh dan sejahtera.
Semoga model ini terus dikembangkan agar masa depan pertanian Indonesia makin cerah. Kolaborasi dan komunikasi sosial Jadi kunci mewujudkan desa mandiri pangan serta kesejahteraan petani.