Timnas Indonesia Raih Peringkat FIFA Terbaik dalam 19 Tahun

Sports

haridunia.com – Timnas Indonesia mencatat rekor baru! Berdasarkan update peringkat FIFA terbaru, skuad Merah Putih berhasil menembus posisi ke-118, yang jadi capaian terbaik dalam 19 tahun terakhir. Lonjakan ini menandai momentum kebangkitan sepak bola nasional, sejalan dengan investasi pembinaan, kedatangan pelatih asing, dan pemanggilan pemain berdarah diaspora.

Sejarah dan Lonjakan ke Level Tertinggi dalam 19 Tahun

Timnas Indonesia sebelumnya terakhir mencatat prestasi serupa pada 17 Mei 2006, saat menembus peringkat ke-110 dunia .
Setelahnya, grafik terus turun, mencapai titik terdalam di posisi 191 pada Agustus 2016 pasca sanksi FIFA.
Dengan mencapai peringkat 118 per Juli 2025, timnas kini menorehkan rekor prestasi sejak dua dekade lalu.

Statistik & Analisis Kenaikan Ranking

Dalam update 3 April 2025, Timnas Indonesia sempat menempati peringkat 123 dengan tambahan +9,51 poin usai laga melawan Australia dan Bahrain.
Namun lonjakan terbesar datang pada Juli, saat hasil pertandingan di Matchday Juni (menang 1‑0 atas China, kalah 0‑6 dari Jepang) menambah +11,63 poin, membawa total poin menjadi 1154,55 dan peringkat naik ke 118.
Sistem ranking FIFA yang menggabungkan bobot laga, kekuatan lawan, dan hasil agregat membuat kemenangan kandang melawan China jadi momen penting, dan meski kalah dari Jepang, dampaknya relatif kecil.

Faktor Kunci di Balik Prestasi

📌 Pembinaan & Pelatih Asing

Kebijakan mendatangkan pelatih asing seperti Shin Tae‑yong dan Patrick Kluivert memberi nuansa modern di tim: skema pressing, fisik fit, dan mental bertanding semakin mapan .

📌 Pemain Diaspora

Rekrutmen pemain berdarah Indonesia yang aktif di Eropa (seperti Denswil, Struick dan lainnya) meningkatkan kualitas skuad—doble baik teknik maupun taktis, dilaporkan Reuters .

📌 Hasil Laga Resmi

Kemenangan vs China dan Bahrain jadi poin turnkey; agregat nilai positif ini mengembalikan posisi yang sempat merosot, dan membawa ranking naik signifikan.

Posisi Regional & Perbandingan Internasional

Kini Indonesia menyalip Malaysia (131) dan Filipina (146), meski masih di bawah Vietnam (113) dan Thailand (99) di ranking regional.
Posisi ke-118 juga membawanya satu tingkat naik di kawasan Asia Tenggara (dari 22 ke 21).
Tujuan realistis: menyalip Vietnam dalam 1‑2 tahun ke depan, dengan konsistensi dan pembinaan berkelanjutan.

Dampak dan Makna Prestasi

💡 Motivasional

Naiknya ranking memberi suntikan semangat bagi pemain, pelatih, dan suporter. Erick Thohir menegaskan bahwa target top 100 makin terasa realistik.

🎯 Plus Reputasi & Komersial

Posisi teratas menaikkan citra timnas saat undian turnamen, menarik sponsor dan meningkatkan potensi kerja sama klub atau federasi luar negeri.

📈 Pembenahan Sistem

Hasil ini jadi bukti bahwa strategi jangka panjang seperti pembinaan usia muda, penataan liga, dan pelatih asing berguna, sekaligus menjadi acuan untuk evaluasi program selanjutnya.

Tantangan dan Strategi ke Depan

🔸 Konsistensi di Kualifikasi

Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 (undian Juli 2025) akan jadi ujian berat. Hasil di sana bakal menentukan apakah ranking bisa menembus 100-an dunia.

🔸 Pengembangan Infrastruktur

Perbaikan liga domestik, stadion, dan akademi jadi prioritas agar pemain muda bisa bersaing sejak level negara.

🔸 Mental dan Profesionalitas

PSSI, Pusat Pelatih Bersertifikat, dan pemerintah harus lanjutkan program konseling, anti-hooliganisme, dan fair-play—belajar dari skandal masa lalu.

Timnas Indonesia kini mencatat rekor baru: raih peringkat FIFA terbaik sejak 2006 (19 tahun lalu) di posisi 118, lewat hasil impresif di laga resmi dan program pembinaan bertahap. Ini bukan sekadar angka, tapi bentuk kerja keras, strategi, dan pemikiran modern.

Kini momentum tepat untuk:

  • Menekan ranking ke top 100,

  • Mempertahankan program pembinaan jangka panjang,

  • Memanfaatkan rekanan diaspora secara lebih maksimal,

  • Dan memperkuat legitimasi Timnas jadi kekuatan sepak bola Asia Tenggara.

Jika strategi berjalan mantap, prestasi ini bisa jadi batu loncatan menuju target PSSI dan Erick Thohir: ke Piala Dunia 2026, serta mengubah narasi negara “sleeping giant” jadi juara rutin.