haridunia.com – Dalam waktu 15 jam, aktivitas vulkanik Gunung Semeru mencatat rekor 7 kali erupsi, dengan kolom abu hingga 800–1 000 meter. Peristiwa ini bikin masyarakat dan pengamat bencana jadi waspada tinggi. Artikel ini bakal bahas seputar kronologi, ketinggian letusan, rekomendasi dari PVMBG, dampak lokal, juga langkah mitigasi yang kudu diikuti. Yuk, kita bedah lebih detail!
Gunung Semeru tercatat mengalami tujuh letusan dalam rentang 15 jam, yaitu sejak sekitar pukul 02.00 hingga 17.00 WIB. Data dari Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru mencatat letusan sejak awal pagi hingga siang, beberapa terlihat jelas dan sisanya tertutup kabut.
Letusan pertama yang terekam terjadi pada pukul 02.00an, disusul letusan kedua dan ketiga hingga pukul 11.30 WIB. Empat sisanya tidak bisa dipantau visual karena kabut tebal, tapi tetap terekam lewat seismograf. Salah satunya terjadi pukul 09.06 WIB dengan kolom abu sekitar 400 m.
Pada rentang sore hari, tercatat letusan kolom abu mencapai 800 m pada malamnya pukul 20.00. Abu vulkaniknya terus menebal dan mengarah ke barat daya, menambah kekhawatiran masyarakat.
Ketinggian Kolom Abu & Variasi Letusan
Selama 15 jam itu, ketinggian kolom abu letusan cukup fluktuatif:
-
Beberapa letusan tercatat antara 400–500 m, terutama yang visualnya bisa diamati pagi hari.
-
Ada pula dua letusan mencolok dengan tinggi abu 800 m hingga mencapai 1 000 m di malam atau sore saat cuaca cerah.
-
Letusan lain dicatat secara seismograf saja karena tertutup kabut, tapi amplitudo hingga 22 mm menandakan aktivitas kuat.
Kondisi ini menunjukkan pola erupsi intermiten, bergelombang, yang bisa menimbulkan kolom abu tinggi secara sporadis dan tingkat intensitas tinggi.
Status Waspada & Imbauan PVMBG
PVMBG menetapkan Semeru tetap Level II (Waspada) karena masih terjadi aktivitas vulkanik dalam jumlah signifikan. Berikut imbauannya:
Pertama, masyarakat dilarang masuk radius 3 km dari kawah.
Kedua, sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan dibatasi hingga 8 km dari puncak karena potensi awan panas dan lahar.
Ketiga, masyarakat umum diingatkan untuk tidak berada dalam radius 500 m dari tepi sungai, karena potensi aliran lahar dan lumpur meningkat saat hujan.
Rekomendasi ini krusial. Letusan abu vulkanik dan potensi awan panas tidak hanya menimbulkan gangguan pernapasan, tetapi juga ancaman lahar dan batu pijar yang tersebar di area sekitar aliran sungai.
Dampak Terhadap Masyarakat & Lingkungan
1. Abu Vulkanik
Kolom abu yang mengarah ke permukiman menyebabkan gangguan pernapasan, menurunnya visibilitas, dan kontaminasi pasokan air. Abu vulkanik ini bisa menutupi jalan dan atap, hingga memicu maraknya peralatan kebersihan.
2. Risiko Lahar & Guguran Lava
Saat hujan turun, abu bercampur air jadi lahar hujan yang cepat terbawa sungai dan lembah. Potensi ini tinggi di sepanjang aliran Besuk Kobokan, Besuk Bang dan satelitnya—bahkan bisa menjangkau hingga 13 km.
3. Aktivitas Pendakian Terganggu
Pendakian ke Ranu Pane dan jalur Semeru ditutup sementara. PVMBG dan BPBD mengimbau wisatawan dan pendaki menunggu status aman sebelum kembali.
4. Kesehatan & Ekonomi
Efek abu bisa memicu iritasi pernapasan dan mata. Di sektor pertanian, abu vulkanik dapat merusak tanaman dan merusak kualitas tanah, sehingga petani perlu bersiap.
Bandingkan dengan Insiden Sebelumnya
Gunung Semeru rutin mengalami letusan bergelombang:
-
17 Maret 2025, tercatat 7 letusan dengan kolom abu hingga 900 m, empat di antaranya visual.
-
6 Februari 2025, tujuh letusan pagi dengan kolom abu 400 m, status tetap waspada.
-
Beberapa kali di awal 2025, aktivitas berupa 5–6 letusan dengan tinggi kolom antara 700–1 000 m.
Jadi, pola 7 kali letusan dalam 15 jam bukan yang pertama. Namun, intensitas dan ketinggian abu terkini menjadikannya peristiwa yang perlu ekstra perhatian.
Langkah Mitigasi & Persiapan Masyarakat
A. PPE Penting!
Warga harus pakai masker N95, pelindung mata, dan tutup makanan/minuman agar tidak terkontaminasi abu.
B. Bersihkan Abu Secara Rutin
Rumah, kendaraan, dan lingkungan harus sering disapu dan dibilas air untuk menghilangkan lapisan abu yang menumpuk.
C. Pantau Informasi Resmi
Ikuti perkembangan dari PVMBG, BPBD, hingga BNPB masih terus memberi update. Jika terjadi peningkatan erupsi, evakuasi harus siap dilakukan.
D. Siapkan Persediaan Kesehatan & Air
Siapkan masker, obat pernapasan, dan stok air bersih. Peralatan darurat sangat dibutuhkan, terutama jika letusan berlanjut atau hujan mulai turun.
Siap Siaga & Edukasi Publik
Edukasi publik soal bahaya letusan vulkanik perlu ditingkatkan. Pemerintah daerah harus:
-
Lakukan simulasi evakuasi rutin di desa-desa sekitar.
-
Edukasi tiap keluarga untuk memahami jalur evakuasi.
-
Sediakan jalur komunikasi cepat—misalnya sirine atau pengeras suara saat terjadi peningkatan aktivitas.
Mitigasi terbaik adalah kesiapan bersama.
Dalam kurun 15 jam, Gunung Semeru mengalami 7 kali erupsi dengan kolom abu tinggi antara 400–1 000 m. PVMBG menetapkan status Level II, dan mengeluarkan imbauan tegas soal radius aman. Warga sekitar serta wisatawan dihimbau untuk tetap waspada dan menyiapkan diri menghadapi potensi letusan lanjutan.
Ke depan, semoga mitigasi berjalan efektif dan masyarakat makin waspada. PVMBG dan BPBD diharap terus menjaga komunikasi transparan. Dengan edukasi intensif, perlindungan alat kesehatan, dan kesiapan evakuasi, risiko bisa diminimalkan. Situasi ini juga jadi pengingat bahwa hidup berdampingan dengan gunung aktif menuntut kesadaran dan kepedulian tinggi.