Dedi Mulyadi Sempat Larang Pesta Makan Gratis Pernikahan Anaknya

Daerah Lifestyle viral

haridunia.com – Pernikahan putra Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, Maula Akbar Mulyadi, menarik perhatian karena skala besar dan adanya pesta makan gratis untuk masyarakat. Namun, Dedi sempat melarang acara tersebut, terutama bagian makan gratis yang melibatkan banyak warga. Meski begitu, acara tetap digelar dan berujung tragedi—mengakibatkan tiga orang meninggal dan puluhan orang pingsan. Berikut ini detail kejelasan dan tanggung jawab dari Dedi serta pihak EO.

Larangan dari Dedi Mulyadi — Apa Sebabnya?

1. Rencana pesta makan gratis awalnya ditolak
Dedi menyatakan telah dua kali meminta anaknya agar tidak menggelar pesta rakyat berupa makan gratis karena khawatir tidak terkendali dan menyebabkan kerumunan besar yang sulit diprediksi.

2. Hanya acara akad dan resepsi yang disetujui
Ia hanya menyetujui akad nikah dan pagelaran seni malam, tanpa pesta rakyat sore. Sore hari seharusnya hanya untuk undangan terbatas seperti kepala desa.

3. Kekhawatiran terhadap tanggung jawab moral
Dedi mengaku khawatir jika jumlah warga yang datang tak terkendali, dan ia sebagai orang tua serta pejabat harus mempertanggungjawabkannya jika terjadi hal yang tidak diinginkan.

Faktanya — Acara Makan Gratis Tetap Digelar

1. Anak dan menantu informasikan soal makanan gratis
Dalam video YouTube, Maula menjelaskan bahwa pesta akan menyediakan makan gratis UMKM seperti klepon, mie ayam, sate maranggi, dan lainnya untuk warga, yang mendapat persetujuan Dedi sebelumnya.

2. Ketidaksesuaian antara klaim dan pelaksanaan
Walau Dedi menyatakan ia melarang, faktanya ia telah mengetahui rencana dan bahkan terlibat dalam diskusi soal makanan gratis tersebut.

3. EO juga mengonfirmasi larangan Dedi
EO pernikahan pun mengakui bahwa Dedi Mulyadi sempat meminta pembatalan makan gratis pada tahap awal.

Tragedi di Acara — Korban dan Semua yang Terjadi

1. Kronologi kerumunan dan insiden fatal
Kericuhan pecah saat gerbang dibuka sekitar pukul 13.00 WIB. Ribuan warga berebut masuk, menyebabkan desakan dan panik. Akibatnya 3 orang meninggal dan belasan orang pingsan, beberapa dirawat.

2. Identitas korban
Korban meninggal adalah Vania (8 tahun), Dewi Jubaedah (61), dan Bripka Cecep (anggota polisi). Sekitar 26 orang dilaporkan pingsan atau luka ringan.

3. Lokasi kejadiaan dan kondisi medis
Acara berlangsung di Pendopo Lapang Oto Iskandar Dinata, Garut. Korban dibawa ke RSUD Slamet Garut untuk perawatan medis.

Klarifikasi EO dan Video Penyelidikan

1. EO menjelaskan soal larangan Dedi
Menurut representatif EO, Dedi sempat melarang acara makan gratis, namun setelah itu acara tetap disetujui dan terlaksana.

2. Video klarifikasi sebagai upaya transparansi
Organisasi acara merilis video YouTube resmi menjelaskan kronologi persetujuan dan pelarangan dari Dedi, sebagai upaya mencegah misinformasi.

3. Bukti dokumentasi yang relevan
Video tersebut memperlihatkan pernyataan Dedi serta penjelasan tim EO terkait alasan pelaksanaan makanan gratis.

Tanggung Jawab dan Santunan Korban

1. Santunan dari keluarga mempelai
Keluarga mengeluarkan dana kompensasi sebesar Rp 250 juta per keluarga korban (Rp 100 juta dari mempelai dan Rp 150 juta dari Dedi sendiri).

2. Dana untuk biaya perawatan dan pendampingan
Dedi menyatakan akan menanggung penuh biaya medis dan memberikan bantuan Rp 10 juta untuk korban yang masih.

3. Pengangkatan anak asuh
Ia juga berjanji mengangkat anak dari keluarga korban sebagai anak asuh dan membiayai pendidikannya hingga kuliah.