Fenomena Aura Farming di Media Sosial
Tren aura farming belakangan viral di media sosial, terutama TikTok dan Instagram. Istilah ini merujuk pada praktik spiritual yang bertujuan “memanen energi positif dari alam dan diri sendiri” melalui rutinitas sederhana: meditasi, self-care, journaling, dan interaksi mindful dengan lingkungan. Buat Gen Z, konsep ini terasa segar karena tidak terlalu berat secara spiritual, tapi tetap menyentuh sisi personal yang dalam.
Banyak konten kreator menampilkan rutinitas aura farming mereka setiap pagi—mulai dari merapikan tempat tidur dengan niat, menulis afirmasi, menanam tanaman, hingga mendengarkan musik frekuensi 528 Hz. Video seperti ini biasanya dilengkapi dengan filter hangat, suara alam, dan kutipan inspiratif. Tak heran, tagar #AuraFarming sudah menembus 45 juta views per Juli 2025 dan terus naik.
Menariknya, tren ini tidak lepas dari kebutuhan generasi muda yang sedang mencari makna di tengah tekanan hidup modern. Dengan media sosial yang penuh perbandingan dan ekspektasi, aura farming menawarkan semacam “safe space” untuk fokus ke diri sendiri. Mereka tidak ingin sekadar produktif, tapi juga tenang. Inilah yang membuat tren ini bukan cuma hype sesaat, tapi bagian dari gaya hidup baru.
Rayyan Arkan Dikha: Wajah Tren Spiritual Baru
Salah satu tokoh yang mendongkrak popularitas tren ini adalah Rayyan Arkan Dikha, konten kreator asal Bandung yang dikenal lewat gaya hidup slow living dan spiritualitas modern. Lewat akun Instagram dan TikTok-nya, Rayyan menggabungkan visual estetik dengan pesan-pesan tentang healing, meditasi, dan “penguatan energi diri.” Dengan lebih dari 3 juta followers, Rayyan kini jadi ikon lifestyle spiritual anak muda.
Rayyan mulai dikenal pada awal 2024 lewat konten journaling dan aromaterapi. Namun sejak awal 2025, ia mulai sering mengangkat tema aura farming dan memberi edukasi ringan seputar energi manusia, vibrasi frekuensi, dan koneksi alam. Ia juga kerap mengajak followers-nya untuk “reconnect dengan tubuh dan napas,” bahkan membuka kelas online bertema chakra alignment for beginners.
Yang membuat Rayyan menonjol adalah caranya menyampaikan materi yang rumit secara ringan dan relatable. Ia tidak menggurui, tapi bercerita dari pengalaman pribadi. Misalnya saat ia sempat burnout dan depresi ringan, lalu menemukan ketenangan lewat meditasi pagi dan teknik pernapasan. Hal ini bikin banyak pengikutnya merasa dekat dan terinspirasi untuk mencoba aura farming juga.
Kombinasi Estetika dan Spiritualitas
Salah satu alasan tren ini begitu menarik adalah karena perpaduan estetika dan nilai spiritual. Aura farming bukan sekadar praktik batin, tapi juga sangat visual. Banyak pelakunya menghias ruang meditasi dengan lilin aromaterapi, tanaman hijau, poster afirmasi, dan bahkan kristal. Semua elemen ini kemudian diabadikan dalam bentuk konten yang calming dan visually pleasing.
Fenomena ini menciptakan ekosistem baru antara healing, seni, dan teknologi. Para pelaku tren ini sering menggunakan aplikasi mood tracker, sound therapy, dan bahkan AI untuk membuat jurnal harian. Aura farming akhirnya bukan hanya soal “duduk diam”, tapi gaya hidup yang menyatu dengan teknologi dan kreativitas visual, sesuatu yang sangat cocok dengan karakter Gen Z.
Toko-toko lokal pun mulai merespons tren ini. Banyak brand kecil menjual starter kit aura farming, lengkap dengan buku afirmasi, lilin handmade, dan essential oils. Estetika pastel, minimalis, dan nature-inspired jadi daya tarik utama. Bahkan beberapa kafe di Jakarta dan Bali mulai menyajikan suasana “healing corner” lengkap dengan aroma lavender dan playlist meditasi.
Kritik dan Tantangan Tren Ini
Meski banyak yang mendukung, aura farming juga mendapat kritik. Beberapa psikolog menyebutkan bahwa tren ini bisa menimbulkan ekspektasi palsu jika tidak dilakukan dengan bimbingan atau pemahaman yang benar. Ada kekhawatiran bahwa banyak anak muda menjadi terlalu terobsesi pada “energi positif” sampai mengabaikan kenyataan hidup yang kompleks dan penuh tantangan.
Ada juga isu soal komersialisasi spiritualitas. Ketika aura farming mulai dijual dalam bentuk produk dan kelas online, sebagian pihak merasa makna sejatinya mulai kabur. Hal ini mirip dengan kritik terhadap yoga yang berubah jadi industri besar di Barat. Beberapa tokoh spiritual tradisional menilai bahwa praktik seperti ini seharusnya tidak sekadar jadi konten viral.
Namun Rayyan Arkan Dikha sendiri menanggapi kritik itu dengan bijak. Dalam salah satu videonya, ia bilang bahwa aura farming bukan “jalan pintas ke bahagia,” tapi cara membangun ruang internal untuk menghadapi hidup dengan lebih seimbang. Ia juga mendorong followers-nya untuk tetap mencari bantuan profesional saat dibutuhkan, terutama dalam kasus kesehatan mental yang serius.
Masa Depan Gaya Hidup Spiritual Modern
Aura farming kemungkinan besar akan terus berkembang, terutama karena makin banyak orang yang mulai sadar akan pentingnya keseimbangan batin. Selain itu, tren global juga mendukung—mulai dari munculnya aplikasi meditasi seperti Headspace dan Calm, sampai meningkatnya minat terhadap eco-living dan gaya hidup minim stres. Indonesia sebagai negara spiritual juga punya modal budaya yang kuat untuk mendukung tren ini.
Rayyan Arkan Dikha juga dikabarkan sedang menulis buku pertama berjudul “Sadar dan Ringan: Jalan Tenang Anak Muda” yang akan dirilis akhir 2025. Buku ini diprediksi akan memperluas jangkauan praktik aura farming ke lebih banyak kalangan. Bahkan, sudah ada rencana tur spiritual ke beberapa kota di Indonesia untuk mengadakan healing gathering secara langsung.
Media dan brand besar mulai melirik aura farming sebagai bagian dari campaign besar mereka. Beberapa perusahaan bahkan mulai menyediakan “ruang tenang” atau “jeda mindfulness” untuk karyawannya. Ini menunjukkan bahwa praktik yang awalnya dianggap nyentrik ini mulai diakui sebagai bagian dari gaya hidup sehat yang serius dan berkelanjutan.
Penutup
Aura farming dan tokoh seperti Rayyan Arkan Dikha memberi warna baru dalam dunia lifestyle anak muda Indonesia. Tren ini bukan sekadar viral, tapi punya dampak nyata bagi keseimbangan emosional, pola pikir positif, dan keterhubungan dengan diri sendiri. Di tengah dunia yang serba cepat, aura farming jadi oase ketenangan yang sangat dibutuhkan.
Namun penting juga untuk memahami bahwa ini bukan jalan instan. Spiritualitas modern seperti aura farming adalah perjalanan panjang yang perlu kesadaran, konsistensi, dan kedewasaan. Semoga tren ini bisa jadi awal dari generasi muda yang lebih mindful dan sadar akan pentingnya kesehatan jiwa.
Dan buat kamu yang baru mau mulai? Nggak perlu ribet. Cukup mulai dengan napas, niat baik, dan satu jurnal kecil tiap pagi. Kadang ketenangan itu nggak sejauh yang kamu kira.
Referensi