haridunia.com – Liverpool FC mengambil langkah bersejarah dengan memensiunkan nomor 20—nomor punggung yang selama ini dikenakan Diogo Jota—untuk selamanya. Ini jadi pertama kalinya dalam 133 tahun awal klub, sehingga jadi momen emosional serta simbolik di dunia sepak bola. Kenapa ini penting?
Latar Belakang Tragis dan Keputusan Bersejarah
Diogo Jota bersama saudaranya André Silva meninggal dalam kecelakaan mobil di Zamora, Spanyol, pada tanggal 3 Juli 2025. Keduanya diketahui sedang dalam perjalanan kembali ke Inggris lewat kapal feri, setelah Jota disarankan dokter tidak naik pesawat karena operasi paru-paru. Kecelakaan itu menimbulkan duka mendalam bagi keluarga dan komunitas sepak bola.
Liverpool kemudian mengumumkan pada 11 Juli 2025 bahwa nomor punggung 20 dipensiunkan di semua level tim–pria, wanita, dan akademi–setelah berdiskusi dengan istri Jota, Rute Cardoso, dan keluarga. CEO Fenway Sports Group, Michael Edwards, menyebut ini sebagai langkah simbolik istimewa yang menunjukkan seberapa penting peran Jota bagi klub.
Dampak Emosional dan Reaksi Klub & Fans
Sebagai tanda penghormatan, Liverpool melakukan berbagai acara emosional: minute silences, bunga di Anfield, dan nyanyian “You’ll Never Walk Alone”, serta seremonial kecil di pertandingan pra-musim lawan Preston North End.
Para pemain juga memberikan penghormatan secara personal: Darwin Núñez memilih selebrasi ala Jota (meniru kebiasaan nge-game beliau), sedangkan Conor Bradley dan Cody Gakpo juga mengenakan gestur khas Jota saat mencetak gol.
Netizen dan fans Liverpool juga bereaksi kuat di media sosial, banyak yang merasa haru sekaligus bangga bahwa nomor 20 kini ‘abadi’ bersama Jota. Penghormatan ini mencakup juga momen simpati dari eks pelatih seperti Jürgen Klopp dan Steve Gerrard.
Filosofi dan Makna Pemensiunan Nomor Jersey
Memensiunkan nomor—biasanya tradisi untuk mengenang pemain legendaris—di klub Inggris adalah hal langka. Liverpool memilih langkah ini atas nama warisan Jota, termasuk kontribusi signifikan dalam gelar Liga Premier ke-20 dan jiwa kompetitif yang ia tunjukkan.
Michael Edwards menyatakan bahwa ini bukan hanya pengakuan atas prestasi di lapangan, tapi juga karakter dan dampak personal Jota secara global. Langkah ini menjadi pengingat atas pentingnya menghargai sosok secara utuh—dari skill sepak bola hingga kesan manusiawinya.
Analisis dari Perspektif Klub, Media, dan Sepak Bola Global
Secara teknis, memensiunkan nomor 20 menghilangkan pilihan simbolik bagi skuad Liverpool mendatang—menandakan bahwa posisi tersebut terisi oleh memori abadi Jota. Ini menunjukkan komitmen klub menjaga nilai-nilai emosional, bukan sekadar angka di lapangan.
Media nasional dan internasional seperti Reuters, Guardian, Antara, dan Detik pun menyoroti langkah ini sebagai “langkah bersejarah” dan “momen penuh emosional” di sepakbola modern.
Dalam skala global, ini memperkuat budaya penghormatan terhadap pemain yang tak sekadar berbakat, tapi juga memiliki karakter dan kasih sayang dari penggemar—menegaskan bahwa warisan bisa melebihi statistik.
Nomor 20: Simbol Warisan Abadi Liverpool
Singkatnya, keputusan Liverpool memensiunkan nomor 20 milik Diogo Jota bukan sekadar formalitas—ini adalah tanda cinta serta pengakuan atas kontribusi hebat sang pemain.
Nomor itu kini menjadi simbol kekal, mengingatkan generasi berikutnya bahwa Diogo Jota akan selamanya bagian dari identitas Liverpool.
Bagi fans maupun anggota tim, ini bukan akhir tapi awal sebuah babak penghormatan yang akan terus dituliskan, agar ingatan terhadap Jota tetap hidup, di tiap sudut Anfield dan di hati pendukungnya.