5 Indikator Negara Berkembang, Angka Pengangguran dan Kemiskinan Tinggi. Baca Selengkapnya di Sini!
Penyebutan istilah negara maju atau negara berkembang pada sebuah negara tentu karena ada alasannya. Terdapat beberapa indikator yang digunakan untuk mengelompokkan negara maju dan negara berkembang. Karena itu, baik negara maju maupun negara berkembang memiliki indikator masing – masing.
Sebuah negara bisa disebut sebagai negara maju jika mereka terlihat sudah berhasil dalam pembangunan fisik dan pembangunan nonfisik. Adapun yang dimaksud dengan pembangunan fisik disini antara lain meliputi sarana dan prasarana pemerintahan seperti jalan, jembatan, pasar, serta irigasi. Sementara yang dimaksud pembangunan nonfisik meliputi pembangunan mental dan psikologis mulai dari ekonomi, kesehatan, pendidikan, hingga segala hal yang berkaitan dengan sumber daya manusia.
Lantas, negara kita tercinta Indonesia termasuk kelompok yang mana? Sebagaimana diketahui bahwa Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah, suku yang beragam, dan kebudayaan yang tidak ada habisnya. Namun, kekayaan yang dimilikinya tersebut ternyata belum bisa membuat Indonesia layak disebut sebagai negara maju.
Indonesia hingga saat ini masih tercatat sebagai negara berkembang. Lantas, apa yang menyebabkan Indonesia termasuk dalam kelompok negara berkembang? Tentunya karena hal – hal yang menjadi indikator negara berkembang terjadi di Indonesia.
Memang indikator – indikator negara berkembang itu apa saja? Berikut 5 indikator negara berkembang yang menarik untuk diketahui :
Tingkat Pertumbuhan Pendudukan Tinggi
Indonesia menjadi negara keempat dengan jumlah penduduk terpadat setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Laju pertumbuhan penduduk di Indonesia memang tergolong tinggi hingga mencapai 1,49 persen. Tingginya pertumbuhan penduduk tersebut memunculkan berbagai masalah dan jika tidak segera ditindak lanjuti dapat memberikan dampak negatif bagi rakyat dan negara.
Angka Pengangguran Tinggi
Angka pengangguran yang tinggi di Indonesia tidak terlepas dari faktor tingginya pertumbuhan penduduk di Indonesia. Jumlah pencari kerja yang tinggi tidak berbanding lurus dengan lapangan pekerjaan yang tersedia. Angka pengangguran yang tinggi tersebut tentu bisa menjadi masalah bagi perekonomian Indonesia. Sebab, hal itu akan berimbas pada produktivitas masyarakat dan pendapatannya sehingga menjadi faktor utama yang menyebabkan timbulnya kemiskinan dan problematika sosial lainnya.
Baca juga: Contoh Alat Musik Tradisional Papua, Unik Banget!
Angka Kemiskinan Tinggi
Angka kemiskinan yang tinggi di Indonesia menjadi pekerjaan rumah utama bagi pemerintah. Sebab, angka kemiskinan menjadi salah satu indikator perekonomian sebuah negara. Tingginya angka kemiskinan di Indonesia tersebut didasarkan pada tingkat kemampuan penduduk dalam memenuhi kebutuhan pokok.
Ada banyak faktor yang menyebabkan masalah kemiskinan di Indonesia antara lain rendahnya pendidikan, rendahnya kemampuan (skill), tingginya tingkat pertumbuhan penduduk, dan pembangunan infrastruktur yang tidak merata.
Pembangunan Infrastruktur Yang Belum Merata
Pembangunan infrastruktur di Indonesia hingga tahun 2017 lalu secara umum bisa dibilang belum merata. Sebab, pembangun infrastruktur yang selama ini dilakukan hanya terpusat di pulau Jawa. Sangat minim melakukan pembangunan infrastruktur di daerah – daerah luar pulau Jawa yang terpencil dan daerah perbatasan.
Maraknya Budaya KKN
Faktor penting lain yang menjadikan Indonesia belum bisa termasuk kelompok negara maju adalah budaya Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme yang marak. Di Indonesia, budaya KKN memang masih menjadi hal yang sangat masif dan tidak kunjung hilang. Hal itu bisa dibuktikan dari data indeks persepsi korupsi dari Transparency International yang menempatkan Indonesia di posisi ke-90.
Maraknya budaya KKN tersebut secara langsung akan mempengaruhi faktor perekonomian sehingga menyebabkan angka kemiskinan meningkat.
Selain itu masih ada indikator negara berkembang lainnya yang dimiliki Indonesia antara lain pendidikan berkualitas belum merata, rendahnya kualitas hidup, perkembangan IPTEK yang lambat, sikap disiplin yang kurang, dan beberapa indikator lainnya.
Baca juga: Pengertian Pancasila dan Penerapannya dalam Kehidupan