Mensos: Sekolah Rakyat, Strategi Besar Prabowo Putus Mata Rantai Kemiskinan

Pemerintahan Pendidikan viral

haridunia.com – Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menegaskan bahwa program Sekolah Rakyat merupakan strategi besar dari Presiden Prabowo Subianto dalam memutus mata rantai kemiskinan melalui pendidikan yang gratis dan berkualitas. Program ini menyasar anak-anak dari keluarga miskin ekstrem, dengan harapan lahir generasi baru yang unggul, berdaya, dan keluar dari siklus kemiskinan.

Visi Besar Prabowo Lewat Sekolah Rakyat

Presiden Prabowo memandang pendidikan sebagai senjata utama melawan kemiskinan lintas generasi. Dalam Sidang Kabinet Paripurna, ia mengumumkan pembangunan 200 Sekolah Rakyat berasrama tahun ini, ditargetkan selesai 53 sekolah pertama pada Juli 2025, dan menyasar keluarga miskin ekstrem—bahkan mereka yang masuk grup desil 1 DTSEN.

Program ini dirancang untuk menyediakan lingkungan belajar asrama dari SD hingga SMA secara gratis, lengkap dengan fasilitas gizi, seragam, dan bimbingan karakter. Semua biaya ditanggung pemerintah untuk mencegah beban keluarga miskin.

Mensos Gus Ipul menekankan sekolah ini bukan sekadar akses pendidikan, tapi sarana memutus mata rantai kemiskinan. Anak orang miskin tidak boleh turun jadi miskin juga.

Rincian Program & Implementasi di Lapangan

Program ini melibatkan berbagai kementerian: Kemensos, Kemendikdasmen, Kemendikbudristek, Kemenko PMK, dan BPS untuk validasi data peserta dari keluarga miskin ekstre.

Sekolah-sklah ini berkonsep boarding school dengan fasilitas lengkap: asrama putra-putri, ruang kelas, kantin sehat, laboratorium, lapangan olahraga, dan ruang bimbingan karakter. Fokusnya: pendidikan akademik + soft skill – kesehatan gizi.

Peserta seleksi melalui data bedasarkan DTSEN (desil 1), tanpa tes akademik awal, untuk menjangkau kelompok paling rentan. Setelah itu ada tes lanjut dan cek kesehatan free seperti tinggi badan, gigi, dan darah.

Harapan & Tantangan Program

Manfaat yang diharapkan:

  1. Pemberdayaan sosial ekonomi: mencegah anak-anak turun generasi jadi miskin.

  2. Pemerataan akses pendidikan: terjaminnya layanan gratis, seragam, dan gizi lengkap.

  3. Pengembangan karakter unggul: soft‑skill dan kemandirian lewat pendidikan asrama.

Namun, tantangan cukup besar:

  • Anggaran memadai untuk pembangunan dan operasional sekolah dan guru berstandar.

  • Koordinasi lintas kementerian agar fasilitas, kurikulum, dan SDM guru berjalan sinergis.

  • Kontrol kualitas supaya tidak terjadi penyalahgunaan dana dan layanan rendah.

Masukan dari publik, terutama melalui forum diskusi, mengingatkan agar program ini jangan menggandakan sekolah berciri eksklusif, tapi fokus perbaikan mutu sekolah negeri terlebih dahulu.

Momentum Capaian 2045: Indonesia Emas Berkeadilan

Prabowo melihat program ini sebagai fondasi menuju Indonesia Emas 2045. Ia menegaskan: “Kalau bapaknya pemulung, anaknya tidak boleh jadi pemulung…”

Pada fase pertama tahun ajaran 2025/2026, 63 sekolah akan dibuka, menampung sekitar 9.755 siswa dan didukung 1.554 guru serta 3.990 tenaga pendukung.

Program ini membuktikan bahwa sektor pendidikan menjadi instrumen nyata untuk mengentaskan kemiskinan ekstrem melalui keberpihakan negara pada yang paling rentan.

Sekolah Rakyat: Jalan Terobosan untuk Putus Kemiskinan

Kesimpulannya, Sekolah Rakyat strategi besar Prabowo adalah inisiatif revolusioner yang menawarkan solusi terstruktur untuk memutus mata rantai kemiskinan di Indonesia.

Dengan asumsi pendanaan dan implementasi berjalan baik, program ini bisa jadi model sistemik dalam mewujudkan pemerataan akses pendidikan berkualitas dan ekonomi berdaya. Semoga momentum ini diikuti evaluasi nyata, pengawasan ketat, dan keberlanjutan agar tujuan luhur ini benar‑benar tercapai.