Haridunia.com – Pemerintah Kota Denpasar akan menunda sekolah tatap muka atau pembalajar tatap muka hingga Maret 2021. Hal tersebut terungkap saat Komisi IV DPRD Kota Denpasar menggelar pertemuan bersama Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Kota Denpasar tentang persiapan sekolah tatap muka untuk jenjang SD dan SMP di kota Denpasar, pada Selasa (22/12/2020).
Berikut dibawah ini beberapa fakta menarik tentang persiapan sekolah tatap muka SD dan SMP di Kota Denpasar seperti yang dikutip dari berita bali hari ini :
-
Ada Beberapa Faktor Yang Harus Diperhatikan Dalam Proses Sekolah Tatap Muka
Rapat yang berlangsung di ruang siding DPRD Kota Denpasar tersebut dipimpin oleh I Wayan Duaja selaku Ketua Komisi IV DPRD Kota Denpasar. Dalam kesempatan tersebut, I Wayan Gunawan selaku Kadis Dikpora Denpasar memaparkan adanya beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam proses pembelajaran tatap muka.
Lalu, faktor faktor yang harus diperhatikan itu apa saja?
-
4 Faktor Yang Harus Diperhatikan Dalam Proses Pembelajaran Tatap Muka
-
Faktor Resiko Penularan Atau Penyebaran Covid-19
Berdasarkan data yang diperoleh Gunawan dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar, untuk tingkat resiko penyebaran Covid-19 di Kota Denpasar sebesar 26,3 %. Katanya, “Artinya, apabila dilakukan tes kepada 100 penduduk, maka sebanyak 26.3 persennya positif Covid-19.”
Tentunya kondisi ini sangat berbahaya apalagi untuk anak anak tingkat SD dan SMP. Kata Gunawan, “Bayangkan jika anak anak positif Covid-19, mereka harus diisolasi atau masuk rumah sakit tanpa pendampingan, bagaimana kondisi psikis mereka. Sehingga kami mengutamakan kesehatan anak.”
-
Faktor Kesiapan Fasilitas Kesehatan
Faktor kedua tentang kesiapan fasilitas kesehatan sebagai persiapan jika nantinya ada peserta didik yang dinyatakan positif Covid-19. Sehingga pihaknya juga akan mempersiapkan rumah singgah yang layak bagi anak anak.
-
Faktor Kesiapan Sekolah
Faktor ketiga tentang kesiapan sekolah yang harus mempersiapkan protokol kesehatan termasuk mengatur jarak tempat duduk antar siswa yaitu minimal 1,5 meter.
-
Faktor Akses Untuk Pembelajaran Daring
Dan faktor keempat tentang akses untuk melakukan pembelajaran daring. Kata Gunawan, “Apabila akses untuk pembelajaran daring sudah bagus, kenapa kita harus tatap muka dengan mengambil resiko. Ini juga perlu pertimbangan.”
-
Sebagian Besar OPD Mengharapkan Pembelajaran Tatap Muka Ditunda Sampai Maret 2021
Gunawan juga memaparkan kalau pihaknya telah melakukan rapat dengan PJ Sekda Kota Denpasar bersama beberapa OPD terkait. Katanya, “Berdasarkan rapat tersebut, sebagian besar OPD terkait mengharapkan untuk menunda pembelajaran tatap muka sampai Maret 2021. Sambil menunggu cukup dilakukan simulasi tatap muka.”
Dalam simulasi tersebut pihaknya akan menunjuk beberapa sekolah yang telah memenuhi persyaratan melakukan pembelajaran tatap muka yaitu yang masuk dalam wilayah zona hijau dan maksimal zona kuning. Siswa ataupun guru yang boleh ikut simulasi juga harus yang berasal dari kawasan zona hijau dan zona kuning.
Kata Gunawan, “Semua itu bisa dilihat dalam aplikasi Jagabaya, dari sana sekolah akan melihat siapa saja siswa yang bisa ikut simulasi.”
Nantinya sekolah yang ditunjuk sebagai tempat simulasi pembelajaran tatap muka harus menyiapkan sarana protokol kesehatan yang lengkap. Imbuhnya, “Lama anak di sekolah dalam simulasi tidak boleh lebih dari 2 jam pelajaran. Dan peserta didik paling banyak hadir ke sekolah seminggu dua kali.”
Gunawan juga mengatakan, jikapun nanti sekolah tatap muka telah dilaksanakan, tujuan utamanya hanya untuk mengobati rasa rindu anak anak pada sekolah.
Ingin tahu lebih banyak berita seputar pulau dewata? bisa mengunjungi laman dari IDN Times Bali untuk informasi lengkap lainnya!